Jumat, 08 Februari 2013

Aspirasi Politik

PEMILIH YANG CERDAS
Pengalaman adalah guru yang sangat berharga bagi setiap orang termasuk saya. sejak kecil saya hidup disebuah desa. ayah saya seorang perangkat kelurahan. selama ayah bertugas di kelurahan kami anak2nya dalam menyalurkan aspirasi politknya tak pernah bebas. waktu saya sekolah di madrasah saya suka ngajari teman2 pelajaran, meskipun saya tidak tergolong anak yang pandai. melihat kondisi kenegraan dan perplolitikan lokal...saya sempat bergumam dalam hati, saya ingin memperbaik bangsa dan negaraku...saya harus jadi anggota legislatif. waktu itu (sekolah madrasah) saya beranggapan bahwa untuk memperbaiki bangsa dan negara hanya lewat legislatif.
ketika saya kuliah perna saya tidak diluluskan oleh seorang dosen senior dalam mata kulia hukum dan konstitusi...gara-gara saya mendebat beliau bahwah aspirasi politik warga negara Indonesia itu sdh tinggi. (saya kuliah tahun 1994 -1999). beliau tidak terima...beliau mengatakan bahwah aspirasi politik warga negara kita masih rendah.
setelah lulus kuliah dan beberapa tahun saya mengajar dan aktif di organisasi sampai level propinsi...saya sadar bahwah memang aspirasi politik kita rendah karena banyak politikus (anggota legislatif dan eksekutif) dalam pencalonannya menggunakan uang/many politic.
pemilu 2014 adalah momentum bagi saya dan bangsa kita untuk menjalankan budaya politik yang bersih dan    dan jauh dari kecurangan....supaya warga negara yang berminat menjadi legislatif...tidak melakukan kecurangan karena politik uang. pilihan yang cerdas dari masyarakat adalah bukan karena dia memberi sesuatu...tetapi bagaimana dia berprilaku.
bersamabung ......................